JPPR, Jakarta-Panwaslu DKI telah menerima adanya aduan mengenai isu SARA dalam Pilgub DKI terkait akan digelarnya putaran kedua pada September mendatang. Lembaga pengawas pemilihan umum itu tengah intensif memeriksa saksi dan alat bukti yang ada.
"Putaran kedua kami msh periksa saksi dan terlapor di Jelambar yang membawa selebaran terkait fitnah. Ada pasangan calon diduga agen zionis," tutur ketua Panwaslu DKI Ramdansyah dalam acara buka bersama di kantornya Jl Suryopranoto, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2012).
Selain itu, Panwaslu juga akan menindaklanjuti adanya laporan mengenai isu SARA oleh terlapor di Menteng Atas. "Di Menteng Atas saksi akan memeriksa dugaan kampanye terselubung soal isu SARA," ujar Ramdan.
Memasuki putaran kedua pemilihan gubernur dan wakil gubenur DKI Jakarta, isu SARA makin memanas di antara kedua kandidat cagub dan cawagub. Jaringan Pemantau Pemilih untuk Rakyat (JPPR) setidaknya menemukan 10 isu SARA yang menyerang pasangan Foke dan Jokowi.
"Temuan pertama soal selebaran yang ditemukan di masjid Tebet, Jakarta Selatan. Yaitu selebaran terkait jadwal imsak dan berbuka puasa namun di bawahnya ada tulisan 'Pilihlah Pemimpin yang Islami, Jakarta Maju Terus," ujar manajer Pemantauan JPPR, Masykurudin, dalam evaluasi Pilgub DKI di kantor Panwaslu DKI, Jl Suryopranoto, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2012) silam.
Kemudian, menurut Masykurudin, ada juga poster yang beredar di masyarakat, di mana di poster itu ada foto Jokowi yang berbadan besar dan kuat sedang memegang gunting rumput, sementara di bawahnya ada gambar bayi bermuka Foke.
Sementara, Koordinator Nasional JPPR Yus Fitriadi, menyatakan, pihaknya sudah melihat potensi SARA ini sejak awal sebelum putaran kedua dimulai. "Kita tidak tahu yang melakukan kandidat yang mana, tetapi kami akan antisipasi isu SARA ini memasuki putaran kedua Pilgub DKI," ungkap Yus.
(fjp/slm)
Sumber: Detik News, 28 Juli 2012
Repost: Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR)